KESUSASTRAAN
(Wilayah-wilayah
Kesusastraan; Keaslian, Saduran dan Plagiat; dan Imajinasi)

DISUSUN
KELAS
PBSI C
KELOMPOK
II
WIDIA ASTUTI 1551040038
FITRIANA 1551040042
ARDILLAH ASRI 1551042017
ARWINNI REZKI PUSPITA SARI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015/2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar
Isi........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
LatarBelakang...................................................................................................1
2.
RumusanMasalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Wilayah-wilayah
Kesusastraan.........................................................................2
2. Keaslian,
Saduran dan
Plagiat...........................................................................3
3. Imajinasi……………………………………………………………................8
BAB IV PENUTUP
1.
Kesimpulan......................................................................................................11
2.
Saran................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................12
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad Saw.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Kesusastraan
(Wilayah-wilayah Kesusastraan; Keaslian, Saduran dan Plagiat; dan Imajinasi)”,
yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makassar, 3 Maret 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah ciptasastra yang indah, bukan
karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia harus dilihat secara keseluruhan: temanya,
amanatnya dan strukturnya. Pada nilai-nilai yang terkandung dalam ciptasastra.
Dalam kesusastraan, seorang sastrawan dalam menciptakan suatu karya sastra ia
harus memiliki pengetahuan yang mungkin diperlukan untuk memahami
ciptasastra-ciptasastra yang mereka hadapi. Tentunya mereka harus diperhadapkan
dengan wilayah-wilayah kesusastraan, yaitu wilayah penciptaan kesusastraan,
wilayah penelitian kesusastraan dan penikmat kesusastraan.
Dalam
cipta-mencipta ada semacam persamaan yang tidak terjadi karena peniruan tapi
karena pengaruh . Peniruan melahirkan plagiat. Plagiat yang seratus persen
ialah pengembalian atau penerjemahan sesuatu hasil begitu saja dengan tidak
menyebutkan nama pengarang yang asli, tetapi menaruhkan nama sendiri sebagai
pengarang. Cerita
yang disadurtidak bisa dikatakan cerita asli, meskipun cara menceritakannya
barangkali lebih baik dari cerita mula-mula dan nilainya sebagai saduran
mungkin lebih tinggi dari yang asli.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja wilayah-wilayah kesusastraan?
2. Bagaimana
mengetahui suatu karya sastra termasuk keaslian, saduran dan plagiat?
3. Bagaimana
berimajinasi dalam penciptaan suatu karya sastra?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Wilayah-wilayah
Kesusasteraan
Dalam kehidupan kesusasteraan ada tiga
wilayah kesususteraan yang saling
berhubungan dan saling membantu, wilayah-wilayah tersebut, yaitu wilayah
penciptaan kesusateraan (the of literature), wilayah penelitian kesusateraan ( the study of
literature) dan wilayah penikmat kesusasteraan. Wilayah pencipta kesussasteraan
ialah wilayah para sastrawan,yang cdiisi dengan cipta-ciptaan. Persolan mereeka
ialah bagaimana menciptakan ciptasastra yang baik dan bermutu.
Wilayah penelitian ialah wilayah para
ahli dan para kritukus. Meraka berusah
menjelaskan,menafsirkan dan memberikan penililaian terhadap
ciptasastra-ciptasastra. Tentu saja mereka
harus memperlengkapi diri mereka
dengan segala pengetahuan yang mungkin diperlukan untuk memahami
ciptasastra-ciptasastra yang mereeka
hadapi. Wilayah para penikmatadalah wilayah para pembaca. Wilayah ini kurang
pentingnya ,karena itu untuk mereka
sesungguhnya ciptasasrta –ciptasastra
ditulis oeh para pengarang .
Hasil sastra yang tidak da pembacanya
tentu tidak akan ada artinya. Demikian pula dengan ciptasastra yang tidak
berkomunikasi. Selama ini di Indonesia ,ciptasastra-citasastra hampir kurang
memdapat perhatian dan kurang memdapat tempat dan wilayah, yaitu wilayah
penelitaian dan dan wilayah para penilkmat itu tadi . Wilayah penelitian kurang
digarap,sehingga ciptasastra-ciptassaatra kurang terjelaskan dan semakin
tersisih .Tidak ada yang memeberikan apresiasi sehingga masyarakat justru
memilih ukuran-ukuran yang keliru terhadap karangan-karangan yang mereka baca. Demikian pula para pembaca
sendiri tidak berusaha memehami
ciptasastra –cptasastra, misalnya dengan menambah pengetahuan dan memperdalam
apresiasi . Untuk Menjadi sastrawan juga diperlukan persyaratan-persyaratan ya
g cukup berat. Mereka harus memperkaya pengalaman ,memperbanyak dan memprluas
ilmu pengetahuan. Menghayati secara intesif (sungguh-sungguh dan memdalam) makna hidup dan masalah-masalah
manusia. Sastrawan tidak mungkin hanya bermodalkan persaan-perasaan dan menunggu inspirasi saja.
Tidak mungkin menjadi sastrawan hanya disebabkan satu akibat atau penderitaan,
misalnya karena putus dalm percintaan lalu mencoba mengarang.
B.
Keaslian,
Saduran da Plagiat
Menjelang tahun 60-an
dipersoalkan bahwa banyak diantara sajak-sajakChairil Anwar merupakan plagiat
dan saduran dari pengarang-pengarang asing. Diantaranya adalah sajak
“krawang Bekasi” dari karangan Archibald
Mac Leisch, Kepada “peminta –minta” Saduran dari karangan Willem Esschot dan beberapa sajaknya yang lain
dari pengarang-pengarang H. Marsman,
Slaerhoff. Perhatikanlah kedua sajak ini.
Krawan -Bekasi
Kami
yang kini terbaring diantara Krawang- Bekasi
Tidak
bisa berteriak “merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi
siapakah yang tidak lagi memdengar deru kami,
Terbayang
kami maju dan berdegap hati?
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika
dada rasa hampa dan jam dindin yang
berdetak
Kami
mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang,kenanglah
kami
Kami
sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami
sudah beri kami punya nyawa
Kerja
belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti empat-lima ribu jiwa
Kami Cuma tulang-tulang yang berserakang
Tapi
adalah kepunyaanmu
Kaulah
lagi yang tentukan nilai tulang-tulang yang berserakang
Ataukah
jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
kemenagan dan harapan
Atau
tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kamintidak nisa lagi berkata
Kaulah
sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
Jika
dada rasa hampa dan jam dindin yang berdetak
Kenang
,kenanglah kami
Teruskan
, teruskanlah jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga
Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Menjaga
Bung mayat
Berilah
kami arti
Berjagalah
terus digaris batas pernyataan dan
impian
Kenang
, kenanglah kami
Yang
tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu
kami terbaring antara Krawang-Bekasi
The Young Dead Soldiers
Thre young dead souldiers do not
speak.
(Who has not heard them?)
They have a silence that speaks for them at
night
And when the clock counts
They say,
We were young. We have died.
Remember us
They say
We have done what we could
But until it is finished it is not done
They say ,
We have given our lives
But until it is finished no one can know what our lives
gave
They say,
Our dreaths are not ours,
They are yours
They will mean what you make them
They say,
Whether our lives and our deadths
were for peace and a new hope or for nohthing
You We cannot say. It is you who
must say this.
They say,
We leave you our deaths,
Give them their meaning,
Give them an end to the war and a
true peace
Giec them a victory that ends the
war and a peace afterwards,
Give them their meaning .
We were young they say,
We have died.
Remember us
Sajak “KRAWANG-BEKASI “ Khairil Anwar
merupakan plagiat dari sajak Archibald Mac Leisch “THE YOUNG DEAD
SOULDIERS”.Kalau seandainya Chairil Anwar
menyebutkan sumber sajaknya itu, maka sajak itu dapat disebut sebagai
saduran. Cuma sayang,Khairi Anwar berbuat seolah-olah sajak “ KRAWANG-BEKASI”
betul-betul ciptaan aslinya padahal
tidak.
Sekitar tahun 1963 karangan Hamka yang
terkenal “Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck” juga dituduh plagiat dari “ Magdalena” Al Manaluthi (seorang pengarang
Mesir) karangan itu sendiri juga merupakan saduran dari karangan Alfonso Carrr, pengarang Jerman.
Dengan begitu ada karangan-karangan
asli, saduran dab plagiat. Apakah maksud dan perbedaanya?
Keaslian
merupakan pengucapan
(pengungkapan) yang baru tehadap masalah
dengan pendekatan (approach ) yang segar dan kreatif.Di dalamnya terbayang pribadi pengarang yang
bersangkutan. Dari tema yang sama masih dapat
ditemukan keaslian dari masing-masing ciptasastra. Keaslian itu bukan
saja dapat dilihat pada tema dan
pendekatannya tapi tapi juga dalam amanat
dan struktur dari ciptasatra terebut.
Termasuk didalamnya keaslian dalam
imajinasi dan emosi.Sebuah ciptasastra
yang baik adalah garapandari sebuah tema dan amanat yang membukakan kemungkinan
yang baru juga memperlihatkan ekspresi (pengungkapan) yang baru disiarkan.
Berikut ini adalah kutipan puisi tersebut:
Aku
Kalau
sampai waktuku
Ku
mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu sedan itu
Aku
ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Biar
peluru menembus kulitku
Aku
tetap meradang menerjang
Luka
dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga
hilang pedih peri
Dan
aku akan lebih tidak peduli
Aku
mau hidup seribu tahun lagi
(Deru
Campur Debu)pula.
Plagiat
adalah pencaplokan dan pencuriaan sebagiaan atau keseluruhan ciptaan
orang lain seolah-olah ciptaan sendiri.Ini adalah perbuatan yang tercela .
Plagiat atua penjiplakan adalah ibarah memcontoh dengahn melekatkan kertas
tipis diatas gambar oarng lain lalu dibuta gambar baru dari hasil contohan tersebut, seolah –olah
memnjadi karya sendiri . Pada umumnya karangan-karangan plagiat pada akhir akan diketahui juga .
Saduran adalah karangan yang bahan-bahan ceritanya
diambil darikarangan orang lain
dengan mengubah dan menyesuaikan
nama-nama,suasana dan kejadian
dalam negeri sendiri. Pada
karangan saduran hendaklah disebutkan sumber asli dari karangan tersebut.
C.
Imajinasi
Imajinasi adalah daya bayang, daya
fantasi, daya khayal. Tapi bukanlah
khayalan-khalayan atau lamunan. Ia tetap berpangkal dari
kenyataan-kenyataaan dan
pengalaman-pengalaman. Misalnya anda
sekarang di suruh berjalan seorang diri ke tengah rimba, tak seorang manusia
pun disana. Hari mulai malam .Suara–suara
menyeramkan mulai terdengar . Sekarang
coba bayangkan! Apa yang anda bayangkan adalah hasil dari imajinasi anda.Bersumber dari pengetahuan dan
pengalaman .
Sebuah
puisi (haiku,Puisi Jepang) sebagai contoh :
Sebuah
kolam
Sunyi
Seekor
katak melompat: plong!
Apa
yang kita nayangkan dari puisi diatas adalah hasildari imajinasi .
Ataupun dikatakan begini: seorang laki-laki yang menkutkan. Punya
kumis dan jambang yang lebat. Matanya liar . Gambaran dalam kepala kita
tentang laki-laki itu adalah imajinasi.
Imajinasi tidaklah sama
dan persis denagan reslitas yang
sesungguhnya (realita objektif).Dan imajinasi tentang sesuatu tidaklah sama
pada masing-masing orang. Tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman
seseorang .
Kenyataan-kenyataaan didalm sebuah
ciptasastra adalah kenyataan-kenyataan imajinasi. Karean itu tak usalah dihubung-hubungkan dengan kenyataan
–kenyataan objektif atau peristiwa-peristiwa yang sebenarnya.
Sebuah imajinasi lahir dari proses mental yang
manusiawi. Proses ini mendorong semua kekuatan yang merangsang emosi untuk
berperan aktif dalam pemikiran dan gagasan kreatif serta tindakan kreatif.
Kemampuan imajinasi siswa merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang
bermanfaat untuk kecerdasannya. Berimajinasi mampu membuat siswa mengeluarkan
ide-ide kreatifnya. Hal ini sangat wajar karena seiring pertambahan usianya,
otak siswa lebih aktif merespon setiap rangsangan. Di benaknya muncul banyak
pertanyaan yang mendorongnya untuk melakukan banyak pengamatan. Pertanyaan dan
pengamatan yang dilakukannya itu, akhirnya membuat siswa merasa nyaman berada
pada imajinasinya.
Berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan
bentuk kemalasan. Imajinasi siswa bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru
dari tayangan yang ditontonnya atau pengaruh dari dongeng yang didengarnya.
Namun, imajinasi juga bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya
sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang
dianugerahkan Tuhan. Jika guru mampu mengasah, mengembangkan, dan mengelola
imajinasi siswa maka berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan
kecerdasan kreatifnya. Tentu sata turut serta membuatnya lebih produktif.
Potensi dan kemampuan imajinatif siswa merupakan proses awal tumbuh kembang
daya cipta. Kemampuan imajinasi siswa akan menghasilkan kreasi yang menarik dan
bermanfaat untuk perkembangan kepribadian juga otaknya.
Karya sastra lahir melalui perenungan imajinasi
pengarang dengan realitas sosial yang ada dan berkembang di masyarakat. Ide-ide yang diekspresikan dalam karyanya
tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan masyarakat. Sesuatu yang
dilihat, diamati, dialami, dan
dirasakan oleh pengarang dalam lingkungannya termasuk lingkungan sosialnya, dikemas sedemikian
rupa untuk menghasilkan sebuah karya sastra, baik berupa novel, cerpen, drama maupun puisi.
Sastra dibangun menurut daya angan (imajinasi), yaitu daya
tangkap batin yang secara intuitif memperoleh tanggapan atau visi yang benar
dari pengalaman dan kenyataan konkret. Imajinasi dibedakan dari fantasi. Angan
dibedakan dari khayal tanpa disertai penjelasan sama sekali, tetapi serentak
dengan itu. Fantasi
adalah imajinasi yang diteruskan (dikembangkan) yang mengatasi struktur
kenyataan sehari-hari.
Fantasi merupakan
contoh pertama dari kesadaran imajinatif.
Pengimajian dalam sastra berguna untuk memberi
gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam
pikiran dan pengindraan. Selain itu, untuk menarik perhatian dan memberikan
kesan mental atau bayangan visual penyair. Gambaran angan, gambaran pikiran,
kesan mental, dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah
citra atau imaji. Adapun cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu
biasa disebut dengan istilah citraan (imagery).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan kesusasteraan ada tiga
wilayah kesususteraan yang saling
berhubungan dan saling membantu, wilayah-wilayah tersebut, yaitu wilayah
penciptaan kesusateraan (the of literature), wilayah penelitian kesusateraan ( the study of
literature) dan wilayah penikmat kesusasteraan. Wilayah pencipta kesussasteraan
ialah wilayah para sastrawan,yang cdiisi dengan cipta-ciptaan. Persolan mereeka
ialah bagaimana menciptakan ciptasastra yang baik dan bermutu.
Keaslian
merupakan pengucapan
(pengungkapan) yang baru tehadap masalah
dengan pendekatan (approach ) yang segar dan kreatif.Di dalamnya terbayang pribadi pengarang yang
bersangkutan. Plagiat adalah pencaplokan dan pencuriaan sebagiaan
atau keseluruhan ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri. Saduran adalah
karangan yang bahan-bahan ceritanya diambil darikarangan orang lain dengan mengubah dan menyesuaikan nama-nama,suasana dan kejadian dalam negeri sendiri. Imajinasi adalah daya
bayang, daya fantasi, daya khayal. Tapi bukanlah khayalan-khalayan atau lamunan.
DAFTAR PUSTAKA
Esten. Mursal. 2013. Kesusastraan
Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Penerbit Angkasa
Teori_kesusastraan/Andri Wicaksono IMAJINASI – IMITASI MENULIS SASTRA.htm
Teori_kesusastraan/SIHALO(HO)LISTICK TENTANG CHAIRIL ANWAR.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar