Kamis, 19 Mei 2016

Kesusastraan



KESUSASTRAAN
 (Wilayah-wilayah Kesusastraan; Keaslian, Saduran dan Plagiat; dan Imajinasi)











DISUSUN
KELAS PBSI C
KELOMPOK II

WIDIA ASTUTI                                            1551040038
FITRIANA                                                     1551040042
ARDILLAH ASRI                                        1551042017
ARWINNI REZKI PUSPITA SARI                       

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015/2016

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN                                                                            
1.      LatarBelakang...................................................................................................1
2.      RumusanMasalah..............................................................................................1
                                                                                   
BAB II PEMBAHASAN
1.      Wilayah-wilayah Kesusastraan.........................................................................2
2.      Keaslian, Saduran dan Plagiat...........................................................................3
3.      Imajinasi……………………………………………………………................8

BAB IV PENUTUP                                                                                      
1.      Kesimpulan......................................................................................................11
2.      Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12                                                                                          




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad Saw.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Kesusastraan (Wilayah-wilayah Kesusastraan; Keaslian, Saduran dan Plagiat; dan Imajinasi)”, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.


Makassar, 3 Maret 2016



Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sebuah ciptasastra yang indah, bukan karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama.  Ia harus dilihat secara keseluruhan: temanya, amanatnya dan strukturnya. Pada nilai-nilai yang terkandung dalam ciptasastra. Dalam kesusastraan, seorang sastrawan dalam menciptakan suatu karya sastra ia harus memiliki pengetahuan yang mungkin diperlukan untuk memahami ciptasastra-ciptasastra yang mereka hadapi. Tentunya mereka harus diperhadapkan dengan wilayah-wilayah kesusastraan, yaitu wilayah penciptaan kesusastraan, wilayah penelitian kesusastraan dan penikmat kesusastraan.
Dalam cipta-mencipta ada semacam persamaan yang tidak terjadi karena peniruan tapi karena pengaruh . Peniruan melahirkan plagiat. Plagiat yang seratus persen ialah pengembalian atau penerjemahan sesuatu hasil begitu saja dengan tidak menyebutkan nama pengarang yang asli, tetapi menaruhkan nama sendiri sebagai pengarang. Cerita yang disadurtidak bisa dikatakan cerita asli, meskipun cara menceritakannya barangkali lebih baik dari cerita mula-mula dan nilainya sebagai saduran mungkin lebih tinggi dari yang asli.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja wilayah-wilayah kesusastraan?
2.      Bagaimana mengetahui suatu karya sastra termasuk keaslian, saduran dan plagiat?
3.      Bagaimana berimajinasi dalam penciptaan suatu karya sastra?


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Wilayah-wilayah Kesusasteraan
Dalam kehidupan kesusasteraan ada tiga wilayah kesususteraan yang  saling berhubungan dan saling membantu, wilayah-wilayah tersebut, yaitu wilayah penciptaan kesusateraan  (the of literature), wilayah  penelitian kesusateraan ( the study of literature) dan wilayah penikmat kesusasteraan. Wilayah pencipta kesussasteraan ialah wilayah para sastrawan,yang cdiisi dengan cipta-ciptaan. Persolan mereeka ialah bagaimana menciptakan ciptasastra yang baik dan bermutu.
Wilayah penelitian ialah wilayah para ahli dan para  kritukus. Meraka berusah menjelaskan,menafsirkan dan memberikan penililaian terhadap ciptasastra-ciptasastra. Tentu saja mereka  harus memperlengkapi diri mereka   dengan segala pengetahuan yang mungkin diperlukan untuk memahami ciptasastra-ciptasastra  yang mereeka hadapi. Wilayah para penikmatadalah wilayah para pembaca. Wilayah ini kurang pentingnya ,karena itu  untuk mereka sesungguhnya  ciptasasrta –ciptasastra ditulis oeh para pengarang .
Hasil sastra yang tidak da pembacanya tentu tidak akan ada artinya. Demikian pula dengan ciptasastra yang tidak berkomunikasi. Selama ini di Indonesia ,ciptasastra-citasastra hampir kurang memdapat perhatian dan kurang memdapat tempat dan wilayah, yaitu wilayah penelitaian dan dan wilayah para penilkmat itu tadi . Wilayah penelitian kurang digarap,sehingga ciptasastra-ciptassaatra kurang terjelaskan dan semakin tersisih .Tidak ada yang memeberikan apresiasi sehingga masyarakat justru memilih ukuran-ukuran yang keliru terhadap karangan-karangan yang  mereka baca. Demikian pula para pembaca sendiri  tidak berusaha memehami ciptasastra –cptasastra, misalnya dengan menambah pengetahuan dan memperdalam apresiasi . Untuk Menjadi sastrawan juga diperlukan persyaratan-persyaratan ya g cukup berat. Mereka harus memperkaya pengalaman ,memperbanyak dan memprluas ilmu pengetahuan. Menghayati secara intesif (sungguh-sungguh  dan memdalam) makna hidup dan masalah-masalah manusia. Sastrawan tidak mungkin hanya bermodalkan  persaan-perasaan dan menunggu inspirasi saja. Tidak mungkin menjadi sastrawan hanya disebabkan satu akibat atau penderitaan, misalnya karena putus dalm percintaan lalu mencoba mengarang.

B.       Keaslian, Saduran da Plagiat
Menjelang  tahun 60-an  dipersoalkan bahwa banyak diantara sajak-sajakChairil Anwar merupakan plagiat dan saduran dari pengarang-pengarang asing. Diantaranya adalah sajak “krawang  Bekasi” dari karangan Archibald Mac Leisch, Kepada “peminta –minta” Saduran dari karangan Willem Esschot  dan beberapa sajaknya  yang lain  dari pengarang-pengarang  H. Marsman, Slaerhoff. Perhatikanlah kedua sajak ini.
Krawan -Bekasi
Kami yang kini terbaring diantara Krawang- Bekasi
Tidak bisa berteriak “merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi memdengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa  dan jam dindin yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang,kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
 Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya nyawa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti empat-lima ribu jiwa

 Kami Cuma tulang-tulang  yang berserakang
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang yang berserakang

Ataukah jiwa kami melayang  untuk kemerdekaan kemenagan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa,
 Kami tidak tahu, kamintidak nisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami  bicara padamu dalam hening  dimalam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dindin yang berdetak

Kenang ,kenanglah kami
Teruskan , teruskanlah jiwa kami
 Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga  Bung Syahrir
Menjaga Bung mayat

Berilah kami arti
Berjagalah terus digaris  batas pernyataan dan impian

Kenang , kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi






The Young Dead  Soldiers
Thre young dead souldiers do not speak.
(Who has  not heard them?)

 They have a silence that speaks for them at night
And when the clock  counts

They say,
We were young. We have died. Remember  us

They say
We have done what we could
But until  it is finished it is not done

They say ,
We have given  our lives
But until  it is finished no one can know what our lives gave


They say,
Our dreaths are not ours,
They  are yours
They  will mean what you make them

They say,
Whether our lives and our deadths were for peace and a new hope or for nohthing
You We cannot say. It is you who must say this.

They say,
We leave you our deaths,
Give them their meaning,
Give them an end to the war and a true peace
Giec them a victory that ends the war and a peace  afterwards,
Give them their meaning .
We were young they say,
We have died.
Remember us

Sajak “KRAWANG-BEKASI “ Khairil Anwar merupakan plagiat dari sajak Archibald Mac Leisch “THE YOUNG DEAD SOULDIERS”.Kalau seandainya Chairil Anwar  menyebutkan sumber sajaknya itu, maka sajak itu dapat disebut sebagai saduran. Cuma sayang,Khairi  Anwar  berbuat seolah-olah sajak “ KRAWANG-BEKASI” betul-betul  ciptaan aslinya padahal tidak.
Sekitar tahun 1963 karangan Hamka yang terkenal  “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” juga dituduh plagiat dari “ Magdalena” Al Manaluthi (seorang pengarang Mesir) karangan itu sendiri juga merupakan saduran dari  karangan Alfonso Carrr, pengarang Jerman.
Dengan begitu ada karangan-karangan asli, saduran dab plagiat. Apakah maksud dan perbedaanya?
Keaslian  merupakan  pengucapan (pengungkapan) yang baru tehadap masalah  dengan pendekatan (approach ) yang segar dan kreatif.Di dalamnya  terbayang pribadi pengarang yang bersangkutan. Dari tema   yang sama  masih dapat  ditemukan keaslian dari masing-masing ciptasastra. Keaslian itu bukan saja dapat dilihat  pada tema dan pendekatannya tapi  tapi juga dalam amanat dan struktur  dari ciptasatra terebut. Termasuk didalamnya keaslian  dalam imajinasi  dan emosi.Sebuah ciptasastra yang baik adalah garapandari sebuah tema dan amanat yang membukakan kemungkinan yang baru juga memperlihatkan ekspresi (pengungkapan) yang baru disiarkan. Berikut ini adalah kutipan puisi tersebut:
Aku

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa ku bawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Deru Campur Debu)pula.

Plagiat  adalah pencaplokan dan pencuriaan sebagiaan atau keseluruhan ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri.Ini adalah perbuatan yang tercela . Plagiat atua penjiplakan adalah ibarah memcontoh dengahn melekatkan kertas tipis  diatas gambar oarng lain  lalu dibuta gambar baru  dari hasil contohan tersebut, seolah –olah memnjadi karya sendiri . Pada umumnya karangan-karangan plagiat  pada akhir akan diketahui juga .
Saduran adalah karangan yang bahan-bahan  ceritanya  diambil darikarangan orang lain  dengan mengubah dan menyesuaikan  nama-nama,suasana dan kejadian  dalam negeri sendiri.  Pada karangan saduran hendaklah disebutkan sumber asli dari karangan tersebut.



C.      Imajinasi
Imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, daya khayal. Tapi bukanlah  khayalan-khalayan atau lamunan. Ia tetap berpangkal dari kenyataan-kenyataaan  dan pengalaman-pengalaman. Misalnya  anda sekarang di suruh berjalan seorang diri ke tengah rimba, tak seorang manusia pun disana. Hari  mulai malam .Suara–suara menyeramkan mulai terdengar . Sekarang  coba bayangkan! Apa yang anda bayangkan adalah hasil dari imajinasi  anda.Bersumber dari pengetahuan dan pengalaman .
Sebuah puisi (haiku,Puisi Jepang) sebagai contoh :
Sebuah kolam
Sunyi
Seekor katak melompat: plong!
Apa yang kita nayangkan dari puisi diatas adalah hasildari imajinasi .
Ataupun dikatakan begini: seorang laki-laki yang menkutkan. Punya kumis dan jambang yang lebat. Matanya liar . Gambaran dalam kepala kita tentang laki-laki itu adalah imajinasi.
Imajinasi  tidaklah sama  dan persis denagan reslitas  yang sesungguhnya (realita objektif).Dan imajinasi tentang sesuatu tidaklah sama pada masing-masing orang. Tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman seseorang .
Kenyataan-kenyataaan didalm sebuah ciptasastra adalah kenyataan-kenyataan imajinasi. Karean itu tak usalah  dihubung-hubungkan dengan kenyataan –kenyataan  objektif  atau peristiwa-peristiwa yang sebenarnya.
Sebuah imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong semua kekuatan yang merangsang emosi untuk berperan aktif dalam pemikiran dan gagasan kreatif serta tindakan kreatif. Kemampuan imajinasi siswa merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang bermanfaat untuk kecerdasannya. Berimajinasi mampu membuat siswa mengeluarkan ide-ide kreatifnya. Hal ini sangat wajar karena seiring pertambahan usianya, otak siswa lebih aktif merespon setiap rangsangan. Di benaknya muncul banyak pertanyaan yang mendorongnya untuk melakukan banyak pengamatan. Pertanyaan dan pengamatan yang dilakukannya itu, akhirnya membuat siswa merasa nyaman berada pada imajinasinya.
Berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan bentuk kemalasan. Imajinasi siswa bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari tayangan yang ditontonnya atau pengaruh dari dongeng yang didengarnya. Namun, imajinasi juga bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang dianugerahkan Tuhan. Jika guru mampu mengasah, mengembangkan, dan mengelola imajinasi siswa maka berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatifnya. Tentu sata turut serta membuatnya lebih produktif. Potensi dan kemampuan imajinatif siswa merupakan proses awal tumbuh kembang daya cipta. Kemampuan imajinasi siswa akan menghasilkan kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadian juga otaknya.
Karya sastra lahir melalui perenungan imajinasi pengarang dengan realitas sosial yang ada dan berkembang di masyarakat. Ide-ide yang diekspresikan dalam karyanya tidak dapat dipisahkan dari situasi kehidupan masyarakat. Sesuatu yang dilihat, diamati, dialami, dan dirasakan oleh pengarang dalam lingkungannya termasuk lingkungan sosialnya, dikemas sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah karya sastra, baik berupa novel, cerpen, drama maupun puisi.
Sastra dibangun menurut daya angan (imajinasi), yaitu daya tangkap batin yang secara intuitif memperoleh tanggapan atau visi yang benar dari pengalaman dan kenyataan konkret. Imajinasi dibedakan dari fantasi. Angan dibedakan dari khayal tanpa disertai penjelasan sama sekali, tetapi serentak dengan itu. Fantasi adalah imajinasi yang diteruskan (dikembangkan) yang mengatasi struktur kenyataan sehari-hari. Fantasi merupakan contoh pertama dari kesadaran imajinatif.
Pengimajian dalam sastra berguna untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran dan pengindraan. Selain itu, untuk menarik perhatian dan memberikan kesan mental atau bayangan visual penyair. Gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental, dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji. Adapun cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut dengan istilah citraan (imagery).










BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dalam kehidupan kesusasteraan ada tiga wilayah kesususteraan yang  saling berhubungan dan saling membantu, wilayah-wilayah tersebut, yaitu wilayah penciptaan kesusateraan  (the of literature), wilayah  penelitian kesusateraan ( the study of literature) dan wilayah penikmat kesusasteraan. Wilayah pencipta kesussasteraan ialah wilayah para sastrawan,yang cdiisi dengan cipta-ciptaan. Persolan mereeka ialah bagaimana menciptakan ciptasastra yang baik dan bermutu.
Keaslian  merupakan  pengucapan (pengungkapan) yang baru tehadap masalah  dengan pendekatan (approach ) yang segar dan kreatif.Di dalamnya  terbayang pribadi pengarang yang bersangkutan.  Plagiat  adalah pencaplokan dan pencuriaan sebagiaan atau keseluruhan ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri. Saduran adalah karangan yang bahan-bahan  ceritanya  diambil darikarangan orang lain  dengan mengubah dan menyesuaikan  nama-nama,suasana dan kejadian  dalam negeri sendiri. Imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, daya khayal. Tapi bukanlah  khayalan-khalayan atau lamunan.






DAFTAR PUSTAKA

Esten. Mursal. 2013. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Penerbit Angkasa
Teori_kesusastraan/Andri Wicaksono  IMAJINASI – IMITASI MENULIS SASTRA.htm
Teori_kesusastraan/SIHALO(HO)LISTICK  TENTANG CHAIRIL ANWAR.htm















Tidak ada komentar:

Posting Komentar